Seiring dengan jumlah pengguna TikTok yang melampaui 1 miliar, platform ini telah menjadi pusat sosial untuk hiburan, kreativitas, dan koneksi. Namun, di samping popularitasnya muncul sisi gelap—perundungan TikTok. Fenomena ini merujuk pada perilaku agresif dan berbahaya yang ditujukan kepada pengguna melalui komentar, video, atau pesan langsung, yang sering kali membuat korban tertekan secara emosional atau lebih buruk lagi. Kemudahan anonimitas dan sifat viral TikTok menjadikannya tempat berkembang biaknya perundungan siber, terutama di kalangan pengguna yang lebih muda. Memahami apa yang dimaksud dengan perundungan TikTok dan dampak potensialnya adalah kunci untuk melindungi pengguna dan membina lingkungan daring yang lebih aman. Dari menyebarkan rumor yang menyakitkan hingga membuat komentar yang merendahkan tentang penampilan atau gaya hidup, perundungan TikTok dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Korban sering kali menderita dalam diam, merasa tidak berdaya saat konten negatif menyebar dengan cepat di seluruh platform. Dalam beberapa kasus, dampaknya melampaui ranah digital, memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek perundungan TikTok, cara mengidentifikasinya, dan langkah-langkah yang dapat diambil oleh pengguna dan administrator platform untuk mengurangi dampaknya.
Perundungan di TikTok mengacu pada tindakan menyakiti atau melecehkan secara sengaja yang ditujukan kepada pengguna melalui interaksi negatif di platform tersebut. Hal ini dapat mencakup komentar yang mengandung kebencian, video yang mempermalukan, atau bahkan kampanye yang diatur untuk mengejek atau mencemarkan nama baik seseorang. Jenis perundungan yang paling umum terlihat di TikTok meliputi mempermalukan tubuh, trolling, atau menyebarkan informasi yang salah tentang individu tertentu. Tidak seperti perundungan tradisional, sifat viral konten TikTok berarti insiden ini dapat dengan cepat lepas kendali, menjangkau khalayak yang lebih luas, dan menyebabkan kerusakan yang meluas.
Konsekuensi dari perundungan di TikTok sangat luas, terutama jika menyangkut kesehatan mental korbannya. Remaja dan anak muda sangat rentan, karena mereka mungkin memendam kritikan tersebut, yang menyebabkan perasaan cemas, depresi, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri. Penelitian menunjukkan bahwa paparan pelecehan daring yang berkepanjangan dapat berdampak serius pada harga diri dan kesejahteraan emosional, yang menyebabkan luka psikologis jangka panjang. Mengenali bahaya ini sangat penting bagi pengguna dan wali untuk campur tangan dan menawarkan dukungan yang diperlukan.
Mengenali tanda-tanda perundungan di TikTok sejak dini sangat penting untuk menghentikan penyebarannya. Tanda-tanda yang perlu diperhatikan antara lain peningkatan tiba-tiba dalam komentar negatif, akun anonim yang menargetkan pengguna tertentu, atau upaya terkoordinasi untuk mengeposkan konten yang merugikan. TikTok menawarkan alat seperti penyaringan dan pemblokiran komentar, yang dapat efektif untuk menghentikan pelaku perundungan berinteraksi dengan korban. Selain itu, melaporkan konten yang kasar merupakan langkah yang diperlukan untuk memastikan platform tersebut segera mengatasi masalah ini. Namun, mengambil tindakan hukum atau melibatkan pihak berwenang sekolah mungkin juga diperlukan dalam kasus yang parah.
Mencegah perundungan di TikTok memerlukan upaya bersama dari pengguna, orang tua, dan administrator platform. TikTok sendiri telah menerapkan fitur keamanan seperti mode terbatas, moderasi komentar, dan pengaturan kesejahteraan digital untuk membantu pengguna mengendalikan pengalaman mereka. Selain itu, pendidikan memainkan peran penting—orang tua harus melakukan percakapan terbuka dengan anak-anak mereka tentang perilaku daring, perundungan siber, dan pentingnya empati dalam interaksi digital. Sekolah juga dapat berkontribusi dengan memasukkan kewarganegaraan digital ke dalam kurikulum mereka, mengajarkan siswa cara bernavigasi di media sosial secara bertanggung jawab.
Perundungan di TikTok merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian segera dari platform dan penggunanya. Seiring dengan meningkatnya frekuensi interaksi daring, penting untuk menumbuhkan lingkungan yang saling menghormati dan bersikap baik. Meskipun TikTok telah menerapkan langkah-langkah keamanan, penting juga bagi pengguna untuk mendidik diri mereka sendiri tentang cara melindungi kesehatan mental mereka dan menanggapi perundungan siber dengan tepat. Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan dan menawarkan dukungan kepada para korban, kita dapat mengurangi prevalensi perundungan di TikTok dan menjadikannya tempat yang lebih aman bagi semua orang.
Selain komentar atau pesan yang terlihat, korban mungkin menunjukkan tanda-tanda penarikan diri dari platform, keengganan untuk terlibat dalam aktivitas daring, atau bahkan perubahan suasana hati seperti meningkatnya kecemasan atau kesedihan. Beberapa mungkin menjadi terlalu sibuk dengan kinerja konten mereka, terobsesi dengan interaksi negatif sambil mengabaikan umpan balik positif.
Format unik TikTok, yang memungkinkan video pendek dan viral menjangkau banyak penonton dengan cepat, membuat perundungan lebih terbuka dan berpotensi lebih berbahaya daripada di platform lain. Selain itu, budaya platform yang didorong tren dapat memperkuat insiden perundungan saat konten negatif dibagikan secara luas atau diambil oleh orang lain dalam tantangan atau remix.
Korban atau wali mereka dapat melaporkan perundungan ke platform, tetapi jika situasinya meningkat, mereka mungkin perlu mencari jalan hukum. Ini dapat melibatkan pendokumentasian insiden perundungan, pengumpulan bukti, dan pengajuan pengaduan berdasarkan undang-undang yang menentang pelecehan, pencemaran nama baik, atau, di beberapa wilayah hukum, undang-undang perundungan siber. Melibatkan penegak hukum atau mencari perintah penahanan adalah langkah-langkah tambahan yang dapat diambil tergantung pada tingkat keparahan perundungan.